Senin, 30 Agustus 2010

Serial Thoifah al-Manshuroh ( Pengantar )

Seri Catatan Perjuangan

ALI GHUFRON alias MUKHLAS


THA'IFAH MANSHURAH
Kajian tentang "Kelompok yang Pasti Menang"



Pengantar

Bismillâhir-Rahmânir-Rahîm

Kepada Ikhwatul Mu'minîn yang dikasihi Allah,
Tema taushiyah kita: “Ath-Tha'ifah Al-Manshurah”

Ikhwatî fillâh, semoga Antum, kami, serta seluruh Ikhwatul Mu'minîn (saudara-saudara seiman) –khususnya mujahidin– senantiasa dijaga dan dipelihara oleh Allah SWT, sehingga tetap sabar, _______, istiqamah, dan senantiasa mendapatkan pertolongan-Nya dalam menghadapi musuh-musuh Islam dan kaum mukiminin. Amin.
Merupakan nikmat dan rahmat Allah yang besar sekali, yang Allah karuniakan bagi umat-umat Nabi Muhammad # , terutama bagi yang benar-benar beriman, lebih khusus lagi bagi para mujahidin, yangmana Allah Ta'âlâ akan menjaga tegaknya agama Islam sampai hari kiamat.
Jika kita telaah ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits-hadits Nabi # yang berkenaan dengan tipu daya dan makar musuh-musuh Islam, lalu kita sesuaikan dengan kejadian di alam nyata baik yang kita baca dalam sejarah maupun yang kita dengar dan yang kita lihat dengan mata kepala kita sendiri. Sungguh begitu dahsyat dan hebat permusuhan, tipu daya, dan makar mereka terhadap Islam, sampai-sampai Allah berfirman: “Sehingga gunung-gunung pun dapat lenyap karenanya.” (14:46).
Mereka musuh-musuh Islam, baik luar maupun dalam. Musuh luar maksudnya orang-orang kafir tulen yaitu Zionis, salibis, komunis, Majusi, dan sebagainya. Sedangkan musuh dalam adalah antek-entek mereka dari golongan orang-orang zindiq, para munafiqin, para murtaddin dangan segala jenisnya. Mereka tidak henti-hentinya berencana jahat dan berusaha keras untuk menghancurkan Islam dan kaum muslimin dengan berbagai cara.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah # menggambarkan bahwa kaum muslimin akan dikeroyok oeh musuh-musuhnya dari segala penjuru, bagaikan hidangan makanan yang dikerumuni oleh para penyantapnya, dan hal ini jelas berlaku pada masa kini dan diantara dampak negatifnya telah terjadi kemurtadan yang luar biasa boleh dikatakan yang terbesar yang belum pernah terjadi dalam sepanjang sejarah kaum muslimin sebelumnya, yang mana kemurtadan kali ini terjadi dan merebak dalam segala aspek kehidupan kaum muslimin kecuali yang dirahmati Allah, baik dalam akidah, syariat, hukum, akhlak, politik, ekonomi, sosial, budaya, militer, maupun pemikiran dan perilaku, dan tak ketinggalan ilmu pengetahuan dan teknologi. Benar-benar pemurtadan telah mencapai puncaknya. Betul-betul islam sedang digerogoti dari dalam maupun luar.
Sekarang yang menjadi pertanyaan dalam keadaan Ad-Din seperti ini, masih adakah hamba-hamba Allah yang siap menjadi Anshornya, siap menjadi hawariyyin dan siap menjadi mujahid-mujahid-Nya?
Syaikh Abul Hasan An-Nadawi *, dalam salah satu bukunya yang berjudul _______ (Kemurtadan terjadi dan tidak ada Abu Bakar yang dapat mengatasinya). Judul ini kelihatannya membuat kita pesimis namun sebenarnya tidaklah demikian, justeru beliau mengharapkan agar segera bermunculan pemuda-pemuda yang seperti Abu bakar Ash-Shiddiq * yang dapat mengatsi arus deras kemurtadan-kemurtadan ini.
Tetapi perlu kita ingat bahwa hal ini merupakan Sunatullah. Sudah menjadi suratan taqdir dan menjadi kehendak-Nya. Allah Ta'âlâ menentukan keadaan seperti ini semata-mata untuk menguji hamba-hamba-Nya. Betapapun seluruh manusia seisi bumi melakukan tipu daya memusuhi dan berencana jahat untuk memberangus dan menghancurkan Islam, namun Allah akan senantiasa menjaga dan menegakkan hingga hari kiamat dengan mentaqdirkan wujudnya sekelompok dari kaum muslimin yang siap berjihad dan berperang untuk membela agama-Nya. Dan mendapat pertolongannya sesuai dengan hadits berikut:

Artinya: dari Jabir bin Samurah * berkata Rasulullah # bersabda: Dien ini akan senantiasa tegak, yang mama tetap ada sekelompok dari kaum muslimin yang berperang membelanya hingga hari kiamat” H.R. ImamMuslim.
Nah, kelompok itulah yang disebut ___________________, sungguh berbahagia dan beruntung orang yang dipilih oleh Allah dapat menyertai kafilah tersebut. Mudah-mudahan kami dan Antum semua terdaftar dalam buku induknya. Amin.
Selanjutnya marilah kita perhatikan dengan seteliti mungkin, siapakah At Tha'ifah Al Manshurah itu? Bagaimana sifat-sifatnya? Seperti apa tauhid dan aqidahnya? Dan apa pula program dan aktivitasnya? Dan sebagainya. Hal ini sangat penting untuk kita ketahui, agara supaya kita tidak keliru dan salah. Sebab pada masa kini semua kelompok mengaku sebagai At Tha'ifah Al Manshurah, keadaan ini benar-benar sebagaimana yang terkandun dalam satu bait syair arab sebagai berikut:
Semua mengaku sebagai kekasih Laila,
sedangkan Laila tidak mengakuinya
Semua kelompok mengaku sebagai At Tha'ifah Al Manshurah,
sedangkan At Tha'ifah Al Manshurah berlepas diri dari kelompok-kelompok itu
Selanjutnya, mari kita perhatikan hadits Rasullullah # di bawah ini:
Artinya: ”Dari Salamah bin Nafil Al Kindi berkata: adalah aku duduk-duduk bersama Rasulullah # lalu ada seorang lak-laki berkata: wahai Rasulullah! Manusia telah meremehkan kuda, mereka telah meletakkan senjata dan mereka berkata: Tidak ada jihad, perang telah usai. Maka Rasulullah menghadapkan wajahnya (kepadanya) seraya berkata: Mereka telah dusta, sekarang telah tiba giliran perang dan senantiasa akan ada dari ummatku, satu ummat yang berperang membela kebenaran dan Allah menjadikan condong kepada kesesatan untuk mereka (para mujahidin) hati-hati kaum (kuffar) dan memberi rizki kepada mereka (para mujahidin) dari mereka (harta benda orang-orang kafir) hingga hari kiamat dan sehingga datang janji Allah. Dan kuda telah terikat pada ubun-ubunnya ada kebaikan sampai hari kiamat. Dan sesungguhnya Ia telah mewahyukan kepadaku bahwasanya sebentarlagi aku akan diwafatkan, dan kamu akan menyusulku kelompok demi kelompok, yang mana sebagian kamu akan memukul tengkuk-tengkuk sebagian yang lain, dan tempat tingggal negeri kaum muslimin di Syam…”H.R. Imam An-Nasa’I dan yang lainnya dengan sanad yang shahih.
Hadits tersebut menjelaskan kepada kita tentang dua sifat dari sifat-sifat At Tha'ifah Al Manshurah dengan penjelasan yang sangat jelas dan gamblang. Dua sifat tersebut adalah sebagai berikut:
Sifat pertama: kalau kita lihat sebab wurud(datang)nya hadits tersebut adalah karena adanya sekelompok orang yang mengistirahatkan dan mengumumkan akan terhentinya jihad mereka mencuaikan kuda artinya tidak ambil peduli, tidak berlatih dan tidak mentadrib kudanya. Mereka telah meletakkan senjata dan mengatakan bahwa perang telah selesai dan tiada lagi. Jadi sebab wurud hadits itu adalah adanya pengumuman akan hentinya dan tidak adanya perang.maka datanglah bantahan dan sanggahan yang jelas lagi nyata, tidak perlu ditakwil-takwil lagi bahwa Rasulullah # membantah dengan sabdanya “ mereka bohong dan sekarang ini tiba giliran perang “. Jadi perang tidak terhenti, tidak suatu sebabpun yang mewajibkan berhentinya perang atau pengumuman usainya perang. Bagaimana perang berhenti sedangkan di muka bumi masih ada kaum-kaum yang hatinya sesat dan menyimpang condong kepada kesesatan.
Kemudian Rasulullah # memuji kaum-kaum yang melaksanakn perang, yang tidak meremehkan kuda, tidak meletakkan senjata dan senantiasa menjadi muqatil dan muharib pada setip saat, dengan sabdanya yang artinya ((dan senantiasa akan adadari ummatku satu ummat yang berperang membela kebenaran)). Dengan demikian jelaslah bahwa diantara sifat At Tha'ifah Al Manshurah adalah berperan terus menerus untuk membela kebenaran mak kelompok manapun juga meskipun mengaku imannya setaraf malaikat Jibril * , aqidahnya seperti Abu Bakar Ash-Shidiq * , akan tetapi jihad dan perang bukan menjadi program utama hidupnya, maka dengan demikian batallah pengakuannya sebagai Tha'ifah Manshurah.
Sifat kedua: kita suka atau tidak suka, kita heran atau tidak heran, kita terperanjat atau tidak terperanjat, dinyatakan dalam hadits tersebut bahwa sumber ekonomi utama Tha'ifah Manshurah, makanan, harta benda, dan lainsebagainya adalah diperoleh dari musuh-musuhnya, dalam fiqh antara lain disebut ghanimah, fa’i, salab dan lain sebagainya
Perhatikan sekali lagi hadits:

Artinya: “dan Allah menjadikan hati-hati kaum (orang-orang kafir) condong kepada kesesatan untuk mereka (para mujahidin), dan Allah memberikan rizki kepada mereka (para mujahidin) dari mereka (orang-orang kafir).
Bandingkan hadits tersebut dengan hadits berikut ini:

Artinya: Dari Abdullah bin Umar * berkata, Rasulullah # bersabda: Aku diutus mendekati hari kiamat dengan pedang, sehingga Allah disembah satu-satu-Nya tiada sekutu bagi-Nya, dijadikan rizkiku di bawah naungan tombakku, dan dijadikan hina dan kerdil terhadap orang yang menyelisihi perintahku, dan barang siapa yang menyerupai dengan suatu kaum ia termasuk mereka” H.S.R Imam Ahmad dan dishahkanoleh Al Bani.
Rasulullah # sebelum diangkat menjadi nabi dan rasul bekerja menggembala kambing, berdagang dan lain sebagainya. Sesudah diankat menjadi nabi dan rasul tidak sibuk berdagang lagi. Sumber ekonomi utamanya adalah dari harta istri beliau Khadijah Al Kubra * selama di Makkah. Sesudah berhijrah ke Madinah, dan berjihad, maka seumber ekonomi utama beliau dan keluarganya adalah fa’i dan ghanimah. Sehingga sebagian dari bagian fa’i beliau yang yang diperoleh dari Yahudi Bani Nadhir cukup satu tahun untuk membiayai keperluan-keperluan dan keluarganya – Subhanallah – Beliau dan keluarganya diharamkan makan zakat, shadaqah, infaq dan lain sebagainya. Hadiah dan hibah dihalalkan. Begitulah gagahnya Nabi kita.
Harun Al Rasyid * , salah seorang khalifah dari Bani Abbasiyyah, beliau terkenal dengan kaya rayanya, memiliki berkarung-kerung emas, perak, mutiara dan sejenisnya. Dari mana harta benda itu beliau dapatkan? Kebanyakkannya dari tangan-tangan orang-orang kafir. Sebab kekuasaan beliau terbentang luas boleh dikatakan tak terhinggapada saat kekhalifahannya, dan program pribadi beliau yang sangat terpuji adalah satu tahun pergi haji dan tahun berikutnya pergi berjihad (berperang) demikian seterusnya bergantian setiap tahun tetapi kalau kita baca dalam sejarah-sejarah **** yang ditulis oleh musuh-musuh Islam, beliau ditampilkan sebagai sosok manusia yang serba tama’, rakus, mengumbar syahwat dan seterusnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar