Selasa, 31 Agustus 2010

Wasiat Mujahid Imam Samudra

Wasiat Mujahid Imam Samudra


Akhi... Bersabarlah

Assalamu 'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu.
Segala pujian hanya milik Allah, Sesembahan seluruh makhluk, dan shalawat kepada Rasul akhir zaman, Muhammad Sallallahu 'alaihi wa sallam.
Telah kuterima suratmu akhi, di antara gerimis hujatan dan cercaan para penguasa zhalim. Supucuk suratmu telah membangkitkan perasaan dan semangatku. Dari balik jeruji besi ini, aku sampaikan bahwa aku baik dan selalu dalam lindungan Allah, Pemelihara alam semesta dan Sesembahan segala makhluk. Tiada kenikmatan yang mampu aku rasakan kecuali dalam jeruji ini. Satu kenikmatan yang hanya aku yang mampu merasakannya.
Akhi, aku wasiatkan kepada antum dan seluruh ikhwan yang telah mengazamkan dirinya kepada Jihad dan mati syahid untuk terus berjihad dan bertempur melawan syetan akbar dunia, Amerika dan Yahudi laknat.
Akhi, jagalah selalu amalan harian antum. Sebab dengan itulah kita berjihad dan sebab itulah kita mendapat rizki mati syahid. Janganlah anggap remeh amalan sunnah akhi, sebab itulah yang akan menyelamatkan kita dari bahaya futur dan malas hati.
Akhi, jagalah malammu kepada Allah 'Azza Wa Jalla. Selalulah isi malam malammu dengan sujud kepada-Nya dan pasrahkan diri antum sepenuhnya kepada kekuasaan-Nya. Ingatlah akhi, tiada kemenangan melainkan dari Allah semata.
Ingatlah selalu akan janji kita, untuk selalu membentuk generasi pengganti. Satu generasi yang mereka mencintai kematian sebagaimana musuh-musuh Allah mencintai kehidupan. Bangkitkan generasi yang siap menjadi pasukan-pasukan Allah. Binalah suatu generasi yang mereka siap selalu untuk menjadi manusia penghancur kekafiran dan kebathilan. Bangunkan pemuda yang siap menjadi pasukan syahid yang akan menggentarkan musuh Allah, musuh Islam, dan musuh kaum Muslimin.
Kepada antum yang telah mengikrarkan dirinya untuk bertempur habis-habisan melawan anjing-anjing kekafiran, ingatlah perang belumlah usai. Justru saat inilah baru dimulai peperangan yang sesungguhnya. Lakukan aksi-aksi syahid di mana pun antum semua berada. Janganlah takut akan cercaan orang-orang yang mencela, sebab Allah di belakang kita akhi. Jikalau terror yang selama ini kita lakukan membuat gentar dan takut, maka teruslah lakukan terror ke atas semua kepentingan musuh kita. Janganlah kalian bedakan antara sipil kafir dengan tentara kafir, sebab yang ada dalam Islam hanyalah dua. Ia adalah Islam dan kafir. Tidak ada beda antara sipil kafir dengan tentaranya. Jika kalian mampu membunuh troop-troop mereka, itu lebih baik bagi kalian dari pada ibadah sunnah kalian.
Akhi, bersabarlah dengan semua ujian yang menimpa kita ini. Ingatlah semakin berat ujian ini, semakin dekat pula pertolongan Allah untuk pasukan kita. Buatlah sehingga orang-orang kafir itu merasa tidak kerasan dengan kekafiran mereka di muka bumi ini. Jadikan darah mereka seperti darah anjing yang hina dina. Lakukanlah terror atas mereka sebagaimana mereka melakukan terror dan pembantaian atas saudara kita di Palestin, Afghanistan, dan di seluruh penjuru bumi. Jika mereka membantai satu saudara kita, bantailah seratus orang dari mereka. Jika mereka membantai sepuluh saudara kita, bantailah seribu orang dari mereka, atau bahkan kalau bisa lebih dari itu.
Akhi, jadikan hidup antum penuh dengan pembunuhan terhadap orang-orang kafir. Bukankah Allah telah memerintahkan kita untuk membunuh mereka semuanya, sebagaimana mereka telah membunuh kita dan saudara kita semuanya. Bercita-citalah menjadi penjagal orang-orang kafir. Didiklah anak cucu antum menjadi penjagal dan teroris bagi seluruh orang-orang kafir. Sungguh akhi, predikat itu lebih baik bagi kita daripada predikat seorang Muslim tetapi tidak peduli dengan darah saudaranya yang dibantai oleh kafirin laknat. Sungguh gelar teroris itu lebih mulia daripada gelar ulama namun mereka justru menjadi penjaga benteng kekafiran. Sungguh sebutan teroris itu lebih berharga daripada gelar penguasa Muslim, namun mereka justru menjadi mesin pambantai kaum Muslimin. Jika kalian membenci dan memusuhi gelar yang diberikan oleh musuh Allah terhadap kita, maka melalui jalan mana lagi kita akan masuk Jannah.
Ingatlah akhi, jannah itu diraih lewat jalan pedang dan pertempuran. jannah itu diraih dengan darah dan air mata. Jannah itu diraih dengan pembantaian dan kebinasaan. Islam itu ditegakkan dengan perang dan simbahan darah dan air mata. Tidaklah Islam itu jaya melainkan berdiri di atas darah dan tulang belulang para syuhada. Maka, jika kalian tidak sempat mengecap kemenangan Islam, maka kalian akan mengecap nikmatnya jannah yang telah dijanjikan Allah kepada para pembela dan pengawal Islam.
Ingatlah selalu penderitaan orang-orang tua kita! Kenanglah selalu jerit tangis anak-anak kita! Janganlah hapus dari ingatan antum pencabulan yang dilakukan oleh orang-orang kafir terhadap para Muslimah kita! Berjanjilah untuk membalasnya akhi! Berjanjilah! Bunuhlah para pemimpin orang orang kafir itu! Hancurkan kesombongan mereka dan hinakan harga diri mereka! Janganlan kalian berhenti memerangi mereka hingga Islam menang atau antum hancur dalam peperangan! Aku akan selalu berdoa untuk kemenangan Islam, kemenangan antum, dan kemenangan pasukan kita, di antara hardikan dan cambukan anjing sipir penjara.
Sekian saja akhi. Bersabarlah dan selalu istiqomah! Allah dibelakang kita. Masa depan milik Islam. Allahu Akbar, Allahu Akbar, dan kekuatan hanya milik Allah semata.
Wassalamu 'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu.


Al-Faqir ilallah



Abdul Aziz Fakkahullah Asrahu
“diantara jeruji besi penguasa kafir Indonesia”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar